KEBUDAYAAN
SUKU TORAJA
Suku Toraja, adalah
salah satu suku yang populer di Indonesia, sebagai suku yang memiliki ragam
budaya yang unik. Suku Toraja merupakan salah satu suku tertua di Indonesia,
yang dikategorikan sebagai suku bangsa Proto Malayan (Melayu Tua).
Ada beberapa cerita dan pendapat mengenai asal usul suku Toraja.
Ada beberapa cerita dan pendapat mengenai asal usul suku Toraja.
Konon, leluhur orang
Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda
turun temurun hingga kini secara lisan di kalangan masyarakat. Toraja ini
menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan
“tangga dari langit” untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai
media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa). Lain lagi versi
dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa
masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk
(lokal/pribumi) yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang
notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Cina). Proses akulturasi
antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo Cina
dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan
lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya
di daerah tersebut.
Tana Toraja memiliki
dua jenis upacara adat yang populer yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka. Rambu Solo
adalah upacara pemakaman, sedangkan Rambu Tuka adalah upacara atas rumah
adat yang baru direnovasi. Khusus Rambu Solo, masyarakat Toraja percaya tanpa
upacara penguburan ini maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan
kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya. Orang yang meninggal hanya
dianggap seperti orang sakit, karenanya masih harus dirawat dan diperlakukan
seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau
beragam sesajian lainnya.
Upacara pemakaman Rambu
Solo adalah rangkaian kegiatan yang rumit ikatan adat serta membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Persiapannya pun selama berbulan-bulan. Sementara menunggu
upacara siap, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah
leluhur atau tongkonan.Puncak upacara Rambu Solo biasanya berlangsung pada
bulan Juli dan Agustus. Saat itu orang Toraja yang merantau di seluruh
Indonesia akan pulang kampung untuk ikut serta dalam rangkaian acara ini.
Kedatangan orang Toraja tersebut diikuti pula dengan kunjungan wisatawan
mancanegara. Dalam kepercayaan masyarakat Tana Toraja (Aluk To Dolo) ada
prinsip semakin tinggi tempat jenazah diletakkan maka semakin cepat rohnya
untuk sampai menuju nirwana.